Kamis, 10 Mei 2012

seuntai kata ayah dan ibu

Anak’Ku , ketika aku semakin tua, aku berharap kamu memahami dan memiliki kesabaran untuk’ku. Suatu ketika aku memecahkan piring atau menumpahkan sup di’atas meja karena penglihatanku berkurang, aku harap kamu tidak memarahiku. 

Orang tua itu sensitif, selalu merasa bersalah saat kamu berteriak. Ketika pendengaranku semakin memburuk dan aku tidak bisa mendengar apa yang kamu katakan, aku harap kamu tidak memanggilku “Tuli!“, mohon ulangi apa yang kamu katakan atau menuliskan’nya.

Ma’af Anak’ku... Aku semakin tua... Ketika lututku semakin lemah, Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku bangun, seperti bagaimana aku selalu membantu kamu saat kamu masih kecil untuk belajar berjalan.

Aku mohon jangan bosan denganku. Ketika aku terus mengulangi apa yang ku katakan seperti kaset rusak, Aku harap kamu terus mendengarkan aku. Tolong jangan mengejek’ku atau bosan mendengarkanku. Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil dan kamu ingin sebuah balon? Kamu mengulangi apa yang kamu mau berulang-ulang sampai kamu mendapatkan apa yang kamu inginkan...

Ma’afkan juga bau’ku, Tercium seperti orang yang sudah tua, Aku mohon jangan memaksaku untuk mandi. Tubuhku lemah... Orang tua mudah sakit karena rentan terhadap dingin. Aku harap, Aku tidak terlihat kotor bagimu... Apakah kamu ingat ketika kamu masih kecil? Aku selalu mengejar-ngejar kamu, karena kamu tidak ingin mandi...

Aku harap kamu bisa bersabar denganku ketika aku selalu rewel. Ini semua bagian dari menjadi tua... kamu akan mengerti ketika kamu tua. Aku harap kamu memiliki kesabaran untuk merawatku selama beberapa sa’at terakhir dalam hidupku. Aku mungkin tidak akan bertahan lama...

Ketika waktu kematianku datang, Aku harap kamu memegang tangan’ku dan memberikan’ku kekuatan untuk menghadapi kematian. Dan jangan khawatir, Ketika aku bertemu Sang Pencipta, Aku akan berbisik pada-Nya untuk selalu memberikan BERKAH pada’mu, Karena kamu mencintai Ibu dan Ayah’mu...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar